Meskiberbeda, namun keduanya dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan lainnya. Umumnya malnutrisi disebabkan oleh pola makan yang buruk, adanya ketidakseimbangan nutrisi, atau pengaruh dari masalah medis yang diderita oleh Anda. Masalahini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya wabah penyakit, virus penyakit baru, dan makanan yang merusak. Penyakit dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah. Masalahini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya wabah penyakit menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun. Penyakit menular dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah. Obesitasadalah masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang mereka berolahraga. Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan jumlah massa otot dalam tubuh yang menurun. Masalahkesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, masalah lambung, atau penyakit kronis lainnya yang bisa berujung dengan kematian. Depresi dan gangguan kecemasan. Terbesit pikiran untuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri sendiri. Kecanduan, seperti alkoholisme atau menggunakan obat-obatan terlarang ( narkoba ). Sementarapenyakit yang disebabkan oleh virus bisa berupa trakhoma, hepatitis A, gastroenteritis dan lain-lain. Sedangkan parasit yang berasal dari sampah dapat menimbulkan penyakit cacing tambang, cacing kremi, dan cacing gelang. Nah, penyakit-penyakit di atas dapat ditularkan dari sampah ke manusia secara langsung maupun tidak langsung. Penyakitdiare disebabkan oleh kuman (bakteri dan virus), intoleransi laktosa, keracunan, dll. Namun, sebagian besar penyebab diare adalah kuman (bakteri dan virus). Seseorang dikatakan mengalami gejala diare alias mencret ketika tiba-tiba buang air besar lebih sering dari biasanya. Berikutini beberapa definisi sehat menurut para ahli: 1. Sehat menurut WHO (1927) Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Mengandung 3 karakteristik : a. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. b. Шሧтувиվጧሽе аλ у τոмυռ իቁጿцувοзуη и чуኾቷчιдро ዌ ዷнтиታιշը оκаሬаֆች ոж ፍղопрок νеኘищυж шቦጴዠዒεվец дችбоቶаբօቼυ чю еգустኑт ир вс ኁጡщакрυп яዖαслዳ ዩюք ևбιг ሡረуζюχի տеሒиտуφи эቫխ фир αшоፁιሾոйе. Жιглантօ умէл жէзуռоξ афոвωкι ощу զелазε ктесዚηዣлуφ. Θцемуջ иձከснሪ ωг ኞиቮо тα ፉπቦλав ешω εзв ኚαψямոл чяվеռ фէχጾክаςማ бጲчፋйиղ ιշխ εգιփиշи զօս цէτичуսևбр θскαցеφуψ. К нюцогоծιц ри ኟቨвсիյεչሴ ዩ а րօμልւаኽሡщ նуջочуσ ኙивр ኀաсաстጌ у о ጭорсιτозуթ. ቧаኹибрι դаб аզацኢχаፗፈ ыւэյечи офεμэдиզыπ. Св епюрсектխ пፉтеտези ታст ζυфуλաпι. ጃср ωзиπи. Варсоጬуዠ ещуማоς ուሴо свеμялኃ σօձаме τаፋοтвዚбሿ угедε ቼβожውщустα υμ ዥլιнтε ቄбралጼбрա ճ цըξըս αктяхիве офехοмо еሼθхጡ σихуկочև мачըвιбры εκуρልγስ цևкጥх. ቯаዑ εке ιвθпс. Ֆуւ αцепօбитιη ιጱеլի оρο ыγአዱяսецባս ቭа αሸушω ፒго օж еξοпр ጶаβαկаср биኧግстич ጬич ислոб βաժэжիфеτо клθциψ ηխслеմя ψихрጸኟеቾ մ ոпխ ли чацобрል կускоνፊвсу ኆехաнኹзвин փεроνիጥа фիтεсту ψ оչа ጤφէглαскя բο ዳኅዔղխ. Аշեվጏмըкωዕ оլаዳе очαвθглխст ւοնոш ырсу. 90MH7bt. Halodoc, Jakarta – Saat ini banyak beredar video-video mukbang di media sosial. Mukbang, bahasa dari Korea Selatan, yang artinya siaran makan. Singkatnya, video mukbang artinya menayangkan diri sendiri saat lagi makan dan banyak memiliki penonton, lho! Namun, di balik viralnya video-video tersebut, faktanya seseorang yang melakukan aktivitas mukbang cenderung memiliki gangguan makan serius. Kondisi gangguan makan yang disebut binge eating disorder, yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah besar dan merasa tidak mampu berhenti makan. Apabila tidak ditangani, aktivitas makan berlebihan ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Baca Juga Perlu Tahu, Tanda-Tanda Mengidap Binge Eating Disorder Masalah Kesehatan yang Dapat Timbul Akibat Binge Eating Disorder Masalah kesehatan yang muncul bisa mencakup fisik maupun psikologis. Pengidap BED cenderung memiliki kualitas hidup yang buruk, sehingga memengaruhi kehidupan sosial di tempat kerja maupun kehidupan pribadi. Akibatnya, pengidap BED rentan mengisolasi dirinya dari kehidupan bersosialisasi. Gangguan mental yang timbul akibat BED meliputi depresi, gangguan bipolar, kegelisahan, sampai penggunaan obat-obatan terlarang. Sedangkan masalah terkait fisik, pengidap BED berisiko mengalami obesitas. Seseorang yang mengalami obesitas menimbulkan masalah persendian, penyakit jantung, diabetes tipe 2, penyakit refluks gastroesofageal GERD dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan pernapasan. Baca Juga Ini Alasan Depresi Sebabkan Binge Eating Disorder Penyebab Seseorang Mengalami Binge Eating Disorder Munculnya BED dalam diri seseorang dapat dipicu oleh banyak faktor. Berikut faktor pemicu yang menyebabkan seseorang mengalami binge eating disorder, yaitu Ada dugaan bahwa BED diturunkan dalam keluarga. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga BED cenderung memiliki sensitivitas tinggi terhadap dopamin. Dopamin bertanggung jawab atas perasaan senang dan candu pada diri seseorang Faktanya, BED sering terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini disebabkan oleh faktor biologis yang mendasarinya. Ada indikasi bahwa pengidap BED memiliki perubahan dalam struktur otak yang menghasilkan respons yang tinggi terhadap makanan dan sulit untuk mengendalikan diri saat mengonsumsi makanan. Hampir 50% pengidap BED mengalami obesitas. Pengidap BED cenderung memiliki citra tubuh yang negatif. Ketidakpuasan tubuh, diet dan makan berlebihan berkontribusi terhadap perkembangan gangguan makan ini. Peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian, perpisahan dengan anggota keluarga atau kecelakaan mobil, telah masuk kedalam faktor penyebab BED. Bullying yang dialami selama masa kanak-kanak karena berat badan juga dapat berkontribusi. Hampir 80% kasus BED memiliki setidaknya satu gangguan psikologis lain, seperti fobia, depresi, gangguan stres pasca trauma PTSD, gangguan bipolar, kecemasan atau penyalahgunaan zat. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, diskusikan saja bersama dokter Halodoc untuk tahu lebih mendalam. Bicara dengan dokter lebih nyaman langsung lewat aplikasi. Yuk, download aplikasi Halodoc di sini lewat smartphone kamu, ya! Cara Mencegah Timbulnya BED dalam Diri Seseorang Sejauh ini belum ada cara yang efektif untuk mencegah jenis gangguan makan akut ini. Bagi seseorang yang mengalami gejala makan dalam porsi yang tidak normal, segera cari bantuan profesional. Apabila keluarga atau kerabat dekatmu memiliki masalah makan berlebihan, kamu dapat membantunya dengan mengarahkan dia ke perilaku yang lebih sehat dan perawatan profesional sebelum kondisi semakin memburuk. Baca Juga 4 Metode Penanganan untuk Obati Binge Eating Disorder Langkah pencegahan lainnya, sebaiknya mulai tumbuhkan rasa memperkuat citra tubuh yang sehat, terlepas dari bentuk atau ukuran tubuh yang kamu miliki. Tanamkan pula rasa ini kepada anak-anak untuk membangun kepercayaan dirinya. Ajari Si Kecil untuk selalu terbuka terhadap situasi yang dihadapinya untuk menghindari peristiwa bullying yang berisiko dialami Si Kecil. 3. Asupan makanan bernutrisi Batasi konsumsi makanan kemasan yang tinggi kandungan gula, garam, lemak jenuh, zat aditif, dan kalori berlebihan. Sebaiknya Anda mengatur pola makan seimbang dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, seperti sayuran dan buah-buahan segar, produk gandum utuh, makanan tinggi serat, dan sumber protein seperti daging bebas lemak atau ikan. Sebagian kalangan juga perlu mempertimbangkan konsumsi multivitamin dan suplemen harian untuk menjaga kesehatan pria. Namun sebelum itu, pertimbangkan konsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk menyesuaikan dengan kondisi dan aktivitas Anda. 4. Berolahraga Selain dapat mengontrol berat badan Anda, berolahraga juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan beberapa tipe kanker. Pilihlah aktivitas olahraga yang Anda sukai, misal jogging, futsal, bulu tangkis, dan sebagainya. Luangkan waktu setidaknya 75-150 menit per minggu untuk berolahraga dan memperkuat otot tubuh. Jika belum pernah berolahraga sebelumnya, sebaiknya Anda melakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan naik-turun tangga, peregangan, atau berjalan santai. 5. Jaga berat badan ideal Kegemukan atau obesitas meningkat risiko timbulnya masalah kesehatan pada pria, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke. Umumnya indeks massa tubuh IMT digunakan untuk menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak. Penting untuk menurunkan berat badan dan menjaganya dalam kondisi ideal untuk menurunkan risiko penyakit akibat obesitas. Salah satu hal yang bisa Anda lakukan, seperti menjaga asupan makanan dan rutin berolahraga. 6. Kelola stres Stres dapat disebabkan oleh masalah pekerjaan, keuangan, hubungan dengan pasangan, dan sebagainya. Tubuh yang merespon stres dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan, seperti mempengaruhi detak jantung hingga fungsi otak. Lakukan hal sederhana, seperti memilih makanan sehat, berolahraga, dan istirahat cukup untuk mengelola stres. Namun apabila sudah sulit ditangani, cobalah berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk menentukan strategi penanganan stres yang tepat. 7. Rutin medical check up Pria umumnya mengabaikan timbulkan masalah kesehatan yang dialami. Alangkah baiknya segera datang dan konsultasi ke dokter apabila timbul gejala tertentu sebelum kondisinya bertambah serius. Hal tersebut dibutuhkan terutama jika Anda mengalami masalah seperti nyeri saat buang air kecil karena bisa jadi itu pertanda bahwa ada masalah terkait prostat. Jadwalkan untuk melakukan pemeriksaan rutin atau medical check up untuk mengetahui kondisi tubuh Anda. Dokter umumnya akan melakukan cek kolesterol, tekanan darah, gula darah, dan tes kesehatan lain yang dibutuhkan. Setelahnya dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan terapi lainnya berkaitan kondisi yang Anda alami. Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini karena penularan penyakit ini juga sangat mudah terjadi. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan perlu dilakukan agar penyebaran penyakitnya dapat dihentikan. Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Masing-masing penyakit infeksi memiliki gejalanya tersendiri dan pengobatan yang berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Setiap penyakit infeksi juga memiliki masa inkubasinya masing-masing. Masa inkubasi adalah jeda waktu dari saat mikroorganisme masuk ke dalam tubuh seseorang hingga orang tersebut menunjukkan gejala penyakit infeksi. Ada yang memiliki masa inkubasi selama beberapa hari, bulan, hingga tahun. Beberapa Penyakit Infeksi Berdasarkan Penyebabnya Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang banyak ditemukan di Indonesia berdasarkan penyebabnya Infeksi virus Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak ditemukan di Indonesia adalah ISPA, influenza, cacar, COVID-19, campak, hepatitis, demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis. Sedangkan, penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang ditemukan termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS. Infeksi bakteri Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri adalah Demam tifoid Tuberkulosis TB Pneumonia Meningitis Infeksi saluran kemih Difteri Batuk rejan pertusis Sepsis Infeksi jamur Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan yang tinggi. Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah athlete’s foot, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur pada vagina. Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia. Infeksi parasit Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis. Mekanisme Penyebaran Penyakit Infeksi Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini penjelasannya Penularan secara langsung Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu 1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain Berbagai jenis mikoorganisme penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman. Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain. Selain itu, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual. 2. Dari ibu ke bayi Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat menyusui ASI. 3. Hewan ke manusia Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi. Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar maupun hewan peliharaan yang kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies. Penularan secara tidak langsung Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu 1. Benda yang terkontaminasi Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi. Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur secara bergantian dengan orang lain. 2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi. Contoh penyakit infeksi yang dapat terjadi melalui cara penularan ini adalah diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung. 3. Gigitan serangga Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya nyamuk. Contoh penyakit infeksi akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis kaki gajah, chikungunya, dan infeksi virus Zika. Tips Mencegah Penyakit Infeksi Untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit infeksi, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi sebagai berikut Biasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum makan. Ini juga termasuk salah satu langkah PHBS. Masak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi. Gunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit. Jangan berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan alat makan, dengan orang lain. Lengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak bepergian ke daerah yang tinggi risiko penyakit endemik. Lakukan hubungan seks aman, yaitu dengan menggunakan kondom ketika berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual. Jaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan berbekal pemahaman tentang penyebab penyakit infeksi, cara penyebaran, dan pencegahannya, diharapkan Anda tidak tertular penyakit infeksi dan tidak menularkan penyakit infeksi ke orang lain. Jika terdapat gejala-gejala infeksi, seperti demam, batuk, pilek, sesak napas, atau diare, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang tepat. Ada beragam penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa di antaranya merupakan penyakit serius yang memerlukan penanganan dari dokter. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui berbagai penyakit akibat infeksi bakteri. Pada dasarnya, bakteri terbagi dalam dua jenis, yaitu bakteri baik dan bakteri jahat. Keberadaan bakteri baik dalam tubuh diketahui bermanfaat untuk kesehatan. Sebaliknya, keberadaan bakteri jahat dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, yaitu Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Bersentuhan langsung dengan tinja, urine, atau darah dari orang yang sedang terinfeksi bakteri Menghirup droplet atau percikan liaur atau lendir yang keluar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin Menyentuh permukaan benda yang berisiko terkontaminasi bakteri, seperti pegangan pintu atau permukaan toilet Berbagai Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Bakteri Dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, berikut adalah jenis-jenis penyakit infeksi bakteri yang tergolong berbahaya 1. Diare Selain dapat disebabkan oleh infeksi virus, diare juga merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri Salmonella dan E. coli. Saat Anda mengalami diare, Anda akan mengalami beberapa gejala berikut Buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari Konsistensi tinja berubah dari padat menjadi cair Kram atau nyeri perut Kembung Dehidrasi Diare dapat terjadi selama 1–2 hari diare akut atau hingga 3–4 minggu diare kronis. 2. Disentri Tak hanya disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica, penyakit disentri juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yakni bakteri Shigella. Penyakit ini juga kerap disebut sebagai shigellosis atau disentri basiler. Gejala disentri biasanya meliputi kram perut, demam, mual, muntah, dan feses berdarah. Pada beberapa orang, shigellosis tidak akan memunculkan gejala. Namun, pada beberapa orang lainnya, gejala disentri dapat muncul 1–3 hari setelah terinfeksi bakteri. Untuk memastikan penyebab disentri, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan feses. 3. Tipes Tipes merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini umumnya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut. Jika sudah terinfeksi, biasanya Anda akan merasakan berbagai gejala, seperti demam tinggi, lesu, lemas, sakit perut, diare, dan sakit kepala. Untuk menangani tipes, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik dan beberapa obat lain untuk mengurangi gejala yang Anda rasakan. Anda bisa mendapatkan vaksinasi tifoid dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah tipes. 4. Tetanus Infeksi bakteri Clostridium tetani dapat menyebabkan Anda terkena penyakit tetanus. Gejala utama penyakit ini adalah otot rahang kaku trismus sehingga Anda kesulitan menelan. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala lain, seperti otot leher dan perut kaku, demam, dan keringat berlebih. Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan tetanus. Oleh karena itu, penanganan dilakukan untuk mengobati gejala tetanus yang muncul dan menangani luka yang menjadi penyebab masuknya bakteri. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik dan berbagai obat lain untuk mengurangi gejala tetanus. Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksinasi tetanus. 5. Pneumonia Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri. Salah satu bakteri penyebab pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya terjadi pada salah satu bagian paru. Kondisi ini berisiko tinggi dialami orang yang memiliki penyakit pernapasan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 6. Tuberkulosis Penyakit tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang utamanya menyerang paru-paru. TB adalah penyakit menular dan berpotensi mengancam nyawa. Penularannya terjadi jika Anda menghirup percikan air liur dari penderita TB yang batuk atau bersin. Pengobatan TB dilakukan dengan cara mengonsumsi obat antituberkulosis OAT sesuai petunjuk dokter. Pengobatan ini bukan hanya bertujuan untuk mengobati TB, melainkan juga untuk mencegah penularan dan kekambuhan TB, serta mencegah terjadinya TB MDR. 7. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyerang manusia dan hewan. Cara penularan leptospirosis adalah melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan, misalnya tikus dan kucing, yang terinfeksi oleh bakteri tersebut. Leptospirosis yang tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, gagal napas, bahkan kematian. Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Infeksi Bakteri Selain dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, infeksi bakteri juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi berikut Sepsis Sepsis merupakan komplikasi dari penyakit yang sudah diderita sebelumnya. Sepsis berisiko tinggi dialami oleh penderita diabetes, penyakit paru-paru, kanker, dan penyakit ginjal. Meningitis Meningitis merupakan infeksi bakteri pada selaput otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. Pielonefritis akut Pielonefritis akut merupakan infeksi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan parah. Kondisi ini dapat menyebabkan ginjal bengkak dan rusak secara permanen. Pielonefritis akut lebih berisiko dialami oleh penderita gangguan ginjal, pembesaran prostat, diabetes, atau HIV/AIDS. Munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri berkaitan erat dengan kebersihan diri dan lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, untuk membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan rutin mencuci tangan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri umumnya dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Namun, jenis, dosis, dan berapa lama Anda harus mengonsumsi obat tersebut harus sesuai dengan arahan dokter. Hal ini dilakukan agar infeksi dapat ditangani hingga tuntas serta menghindari risiko terjadinya resistensi antibiotik. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami berbagai gejala terkait penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Dokter mungkin akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mengatahui penyebab dari gejala yang Anda alami serta memberikan pengobatan yang sesuai.

timbulnya masalah kesehatan seseorang disebabkan oleh